Optimisme, Kunci untuk Panjang Umur dan Bahagia

Jakarta, Panjang umur dan selalu bahagia adalah impian semua manusia. Sayangnya, upaya untuk mencapai impian itu harus dimulai sejak dini. Sebuah penelitian menemukan bahwa modal bahagia di usia tua itu bukan melulu harus kesehatan fisik, tetapi kesehatan jiwa juga. Saat orang bertambah tua, berkurangnya kemampuan fisik dan mental telah diketahui menjadi pemicu kesedihan dan stres. Namun proses penuaan itu sendiri ternyata berkaitan dengan kebahagiaan bagi bagi banyak orang. Peneliti dari San Diego School of Medicine menemukan bahwa kebanyakan orang semakin meningkat kebahagiaannya saat berusia tua. Penelitian ini melibatkan lebih dari 1.006 orang dewasa di San Diego yang berusia antara 50-99 tahun. Semua peserta disurvei lewat telepon. Para peneliti menanyai bagaimanakah para peserta menilai keterlibatan sosial dan kesehatannya secara keseluruhan berkiatan dengan kondisi fisiknya. "Kadang-kadang pengaruhnya paling relevan akibat perspektif subyek itu sendiri. Meskipun usia tua sangat erat hubungannya dengan penurunan fungsi fisik dan kognitif, hal ini juga berkaitan dengan fungsi mental yang lebih baik," kata Colin Depp, PhD, profesor psikiatri di San Diego School of Medicine seperti dilansir Medical Daily, Minggu (9/12/2012). Hasil penelitian menemukan resiliensi dan depresi lebih mempengaruhi kesejahteraan di usia tua ketimbang kesehatan fisik. Para peneliti menemukan bahwa orang yang memiliki optimisme lebih besar kemungkinannya merasa sejahtera dan sehat. Optimisme dikaitkan dengan kesuksesan dalam kehidupan. Para peneliti menemukan bahwa orang yang memiliki kondisi kesehatan fisik yang buruk tetapi memiliki tingkat optimisme ternyata lebih sejahtera dibandingkan orang lain pada umumnya. "Bahkan di tengah-tengah penurunan fungsi fisik atau kognitif, individu dalam penelitian yang merasa optimis merasa lebih sejahtera seiring dengan bertambahnya umur," kata Jeste. Survei lain yang dilakukan di tahun 2009 menemukan bahwa orang yang berusia di atas 65 tahun mengaku punya lebih banyak waktu untuk keluarga dan hobinya. Orang-orang ini juga lebih aman secara finansial tanpa harus bekerja. Sekitar 60 persen peserta ditemukan lebih jarang mengalami stres.
Read More..

Cuma Karena Malas Gosok Gigi, Mr P Jadi Susah Ereksi

Jakarta, Bagi laki-laki, malas gosok gigi tidak hanya berakibat pada bau mulut tidak sedap. Kebiasaan buruk tersebut juga bisa menyebabkan radang gusi, yang jika dibiarkan akan memicu masalah yang lebih serius yakni Mr P jadi susah ereksi. Hubungan antara perilaku malas gosok gigi dengan risiko disfungsi ereksi terungkap dalam penelitian yang dipublikasikan di Journal of Sexual Medicine. Penelitian ini melibatkan 80 laki-laki dewasa yang mengalami disfungsi ereksi dan 82 laki-laki dewasa yang sehat. Hasil pengamatan atas riwayat kesehatan para partisipan menunjukkan bahwa 53 persen laki-laki dengan disfungsi ereksi memiliki riwayat radang gusi. Sementara pada laki-laki yang fungsi seksualnya normal, radang gusi hanya ditemukan pada sekitar 23 persen partisipan. "The magic smoking gun (bukti yang valid soal apa yang menyebabkannya) belum ditemukan hingga saat ini," kata John M Coke, DDS, profesor kedokteran gigi dan kebersihan mulut dari University of Alabama seperti dikutip dari MensHealth, Minggu (9/12/2012). Beberapa studi sebelumnya menunjukkan bahwa kebersihan gigi dan mulut yang kurang terjaga bisa mempengaruhi sistem peredaran darah secara keseluruhan. Terhadap fungsi seksual laki-laki, kondisi ini menyebabkan aliran darah ke Mr P terhambat sehingga susah ereksi. Namun demikian, perilaku malas gosok gigi bukan satu-satunya penyebab radang gusi seperti yang ditemukan pada banyak laki-laki dengan disfungsi ereksi. Merokok juga bisa mempengaruhi peredaran darah, sehingga bisa memicu radang gusi maupun susah ereksi. Untuk menjaga kesehatan gigi sekaligus mencegah gangguan ereksi, Prof Coke menganjurkan untuk gosok gigi dengan gerakan memutar di sekitar gusi sebanyak 3 kali sehari. Kunjungi juga dokter gigi minimal setahun 2 kali, karena cuma dokter gigi yang punya alat untuk membersihkan kotoran di bawah gusi.
Read More..